
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, dikenal sebagai Sido Muncul (kode saham: $SIDO), adalah perusahaan terkemuka di sektor jamu dan farmasi Indonesia. Sido Muncul berdiri sejak tahun 1940-an dan telah membangun reputasi kuat sebagai produsen jamu tradisional yang inovatif. Produk andalan perusahaan seperti Tolak Angin dan Tolak Linu tidak hanya populer di pasar domestik, tetapi juga telah diekspor ke berbagai negara. Sido Muncul mengoperasikan pabrik modern yang memadukan teknologi produksi dengan prinsip-prinsip tradisional, memungkinkan mereka menghasilkan produk herbal berkualitas tinggi sesuai standar internasional.
2. Bisnis Model
Sido Muncul memiliki model bisnis yang terbagi dalam tiga segmen utama, yaitu:
- Herbal dan Suplemen: Segmen ini adalah lini utama bisnis perusahaan dengan produk unggulan seperti Tolak Angin dan Tolak Linu. Kontribusinya sangat signifikan terhadap total pendapatan.
- Makanan dan Minuman (F&B): Divisi ini mengelola produk minuman kesehatan seperti Kuku Bima Ener-G! meski kontribusinya terhadap pendapatan perusahaan lebih kecil dan memiliki margin yang lebih rendah.
- Farmasi: Segmen ini meliputi obat-obatan generik dan produk kesehatan lainnya, namun kontribusinya terhadap pendapatan relatif lebih kecil dibandingkan segmen herbal.
Strategi utama Sido Muncul adalah memanfaatkan reputasi kuat di sektor jamu tradisional untuk terus mengembangkan lini produk herbal dan suplemen yang memiliki margin lebih tinggi. Selain itu, SIDO juga terus memperluas jangkauan ekspor untuk meningkatkan penetrasi pasar internasional.
3. Update Kinerja Q3 2024
Pada kuartal ketiga 2024, Sido Muncul melaporkan laba bersih sebesar Rp170 miliar, tumbuh 23% secara tahunan (YoY) namun mengalami penurunan 22% dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ). Meski ada pertumbuhan laba YoY, pencapaian tersebut masih terbilang rendah. Total laba bersih selama 9 bulan pertama 2024 (9M24) mencapai Rp778 miliar, atau naik 33% YoY, tetapi hanya mencapai sekitar 60-66% dari estimasi laba tahun penuh 2024 (FY24) dari Stockbit maupun konsensus.
Dua faktor utama yang memengaruhi kinerja 3Q24 adalah:
- Pendapatan yang Lesu: Terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan segmen utama, yakni Herbal dan Suplemen, sebesar 4% YoY. Penjualan Tolak Angin melemah akibat daya beli masyarakat yang menurun.
- Penurunan Margin: Seluruh segmen, kecuali farmasi, mengalami penurunan margin laba kotor (Gross Profit Margin/GPM). Kenaikan harga gula berdampak signifikan pada biaya produksi, meskipun harga beberapa bahan baku lain seperti asam sitrat, krimer, dan taurin relatif stabil atau menurun. Meski beban operasional berhasil ditekan hingga 26% YoY, margin laba usaha (Operating Profit Margin/OPM) tetap mencatatkan peningkatan tipis ke 29,7% dibandingkan tahun lalu yang berada di 23,4%.
Pada 24 Oktober 2024, harga saham SIDO turun signifikan sebesar 6,02% ke Rp625 per lembar. Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh ketidakpastian dalam pertumbuhan segmen Herbal dan Suplemen yang merupakan tulang punggung perusahaan. Meskipun sempat mencatatkan pertumbuhan positif pada 1Q24 (+13% YoY) dan 2Q24 (+8% YoY), segmen ini mengalami penurunan pada 3Q24. Selain itu, perusahaan belum memutuskan kebijakan harga baru untuk 2025, yang menunjukkan keraguan terkait permintaan pasar.
4. Prospek Bisnis dan Risiko SIDO
Prospek Bisnis
Sido Muncul memiliki prospek pertumbuhan yang cukup stabil mengingat posisinya yang kuat di pasar herbal. Manajemen tetap mempertahankan target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih minimum 10% YoY untuk tahun 2024. Faktor-faktor yang dapat mendukung pertumbuhan di masa depan termasuk peningkatan penetrasi pasar ekspor, diversifikasi produk di segmen farmasi, serta strategi efisiensi biaya yang berkelanjutan.
Risiko Bisnis
Beberapa risiko utama yang dihadapi SIDO antara lain:
- Ketergantungan pada Segmen Herbal dan Suplemen: Penurunan permintaan di segmen ini dapat berdampak langsung pada kinerja keuangan perusahaan, seperti yang terlihat pada kuartal ketiga 2024.
- Volatilitas Harga Bahan Baku: Kenaikan harga bahan baku seperti gula dapat menekan margin laba, terutama pada produk makanan dan minuman.
- Daya Beli Masyarakat: Penurunan daya beli, terutama di pasar domestik, dapat memengaruhi penjualan produk utama seperti Tolak Angin.
5. Valuasi Relatif: Price-to-Earnings (PE) TTM
Secara valuasi, rasio Price-to-Earnings (PE) Trailing Twelve Months (TTM) SIDO berada di tingkat moderat dibandingkan perusahaan lain di sektor konsumen defensif. Dengan kinerja kuartal ketiga yang sedikit di bawah ekspektasi, valuasi SIDO kemungkinan akan mengalami penyesuaian. Namun, prospek pertumbuhan jangka panjang, terutama di pasar ekspor dan diversifikasi produk, memberikan nilai tambah untuk PE TTM saat ini.
Kesimpulan
Sido Muncul masih berada di jalur pertumbuhan yang positif meski menghadapi beberapa tantangan pada 3Q24. Kinerja kuartalan yang sedikit mengecewakan menjadi pengingat akan risiko ketergantungan pada segmen Herbal dan Suplemen serta pengaruh biaya bahan baku. Namun, potensi pertumbuhan ekspor dan inovasi produk menjadi poin positif yang dapat mendukung kinerja jangka panjang perusahaan. Investor yang tertarik pada sektor konsumen defensif mungkin melihat SIDO sebagai pilihan yang menarik, terutama jika valuasi tetap berada pada level yang wajar.