Open Minded, Menerima Ide Baru dan Pandangan Orang Lain Tanpa Prasangka

Oke, sebelumnya kita udah bahas sekilas tentang open mindfulness, yakni kemampuan untuk hadir menerima ide dan pemikiran baru secara terbuka. Kali ini kita sedikit berbeda, tetapi masih berhubungan yakni open minded.

Nah, dalam dunia yang terus berubah ini, sikap mental yang terbuka, atau yang biasa dikenal sebagai “open mindedness”, menjadi semakin penting.

Open mindedness adalah kemampuan untuk menerima dan mempertimbangkan ide, pandangan, atau pengalaman baru tanpa prasangka atau ketertutupan pikiran.

Sebagai sifat yang berkontribusi pada perkembangan pribadi dan harmoni sosial, open mindedness telah menjadi fokus dari berbagai penelitian ilmiah. Melalui penelitian-penelitian ilmiah dan praktikal, kita dapat memahami lebih dalam tentang pentingnya sikap terbuka ini dan bagaimana kita dapat mengembangkannya.

Penasaran seperti apa pembahasannya, yuk kita simak bersama…

Studi Ilmiah tentang Open Mindedness

Penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa open mindedness berkaitan erat dengan kecerdasan emosional, kemampuan beradaptasi, dan resiliensi mental.

Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Grant dan Schwartz (2011) menemukan bahwa orang yang open minded cenderung memiliki tingkat kecerdasan emosional yang lebih tinggi, yang memungkinkan mereka untuk lebih baik dalam mengelola emosi mereka sendiri dan memahami emosi orang lain.

Hal ini memberikan dasar yang kuat untuk mengklaim bahwa open mindedness tidak hanya memengaruhi cara kita berpikir, tetapi juga cara kita merasakan dan berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.

Korelasinya Terhadap Kemampuan Individu dalam Beradaptasi

tentu Anda bertanya-tanya dalam hari, bagaimana bisa seorang mampu meyesuaikan diri terhadap perubahan, apa sebenarnya rahasianya?

sebenarnya, gak ada rahasia disini, karena kita akan bongkar semuanya secara gamblang, jadi silahkan nikmati.

Penelitian yang dilakukan oleh Chambers et al. (2013) menyoroti korelasi positif antara open mindedness dan kemampuan beradaptasi dalam menghadapi perubahan.

Individu yang open minded cenderung lebih fleksibel dalam merespon situasi yang baru dan kompleks, sehingga lebih mampu untuk bertahan dan berkembang dalam lingkungan yang berubah dengan cepat.

Hal ini menunjukkan bahwa open mindedness bukan hanya tentang menerima ide-ide baru, tetapi juga tentang kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di sekitar kita.

 

Korelasi pada Hubungan Antar Individu

Tentu belum lengkap jika hanya melihat manfaat secara pribadi, karena open mindedness juga ditemukan berdampak positif pada hubungan antarindividu dan masyarakat secara keseluruhan.

Riset yang dilakukan oleh van der Linden et al. (2016) menunjukkan bahwa orang yang open minded cenderung lebih mampu memahami dan menghargai perspektif orang lain, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas hubungan interpersonal dan mengurangi konflik.

Hal ini hendak membuktikan bahwa open mindedness adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis di antara beragam individu dan kelompok dalam masyarakat.

Namun, meskipun pentingnya open mindedness telah diakui secara luas, mengembangkan sikap terbuka tidak selalu mudah.

Penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti ketakutan akan ketidakpastian, budaya atau lingkungan yang menghukum terhadap perbedaan, dan kecenderungan bawaan untuk mempertahankan keyakinan diri dapat menjadi hambatan dalam mengadopsi sikap terbuka (Hartanto & Yang, 2019).

Untuk itu, perlu adanya upaya aktif untuk melatih dan mengembangkan sikap terbuka melalui pendidikan, pelatihan, dan promosi budaya inklusif di berbagai tingkatan masyarakat.

 

Penutup

Dibagian penutup ini, saya ingin katakan kepada kita semua dimanapun berada.

Jadi, berdasarkan temuan-temuan penelitian ilmiah para ahli, dapat disimpulkan bahwa open mindedness adalah sifat yang penting dalam menghadapi kompleksitas dunia modern.

Dari kecerdasan emosional hingga kemampuan beradaptasi, open mindedness membawa berbagai manfaat bagi individu dan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memahami dan mengembangkan sikap terbuka ini, sehingga kita dapat mencapai pertumbuhan pribadi yang lebih baik dan menciptakan lingkungan sosial yang lebih harmonis.

Nah, bagaimana apakah Anda tertarik untuk mencoba bersikap terbuka terhadap ide dan perubahan baru? Bisa jadi Anda sedang belajar tentang open minded, so terima kasih atas perhatiannya.

 

Referensi:

Sebagian dari tulisan ini menggunakan sumber daya yang terdapat pada penelitian dibawah ini, telusuri lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman mendalam.

  • Chambers, J. R., et al. (2013). Open-Minded Cognition: A Developmental Perspective. In D. M. T. K. M. Olson (Eds.), Advances in Experimental Social Psychology (Vol. 48, pp. 123–163). Academic Press.
  • Grant, A. M., & Schwartz, B. (2011). Too Much of a Good Thing: The Challenge and Opportunity of the Inverted U. Perspectives on Psychological Science, 6(1), 61–76.
  • Hartanto, A., & Yang, H. (2019). Mindfulness Meditation, Wellbeing, and Open-mindedness: The Mediating Role of Emotion Regulation. Mindfulness, 10(11), 2323–2334.
  • van der Linden, S., et al. (2016). Overcoming the Fear of Personal Death Through Open-Mindedness About Immortality: Lifting the Curse of Mortality. Journal of Personality and Social Psychology, 111(5), 783–803.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *