POV Saham TLKM dan ISAT Saatnya Bangkit atau Masih Terjebak Krisis?

Harga Saham Telekomunikasi seperti TLKM dan ISAT Anjlok hingga belasan persen seara YTD, trus Investor Panik!

Bayangkan Anda seorang investor yang selama ini menaruh kepercayaan besar pada saham sektor telekomunikasi, terutama Telkom Indonesia (TLKM) dan Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT). Tapi tiba-tiba, di bulan Februari 2025, saham keduanya mengalami koreksi yang cukup tajam.

ISAT anjlok 13%, sementara TLKM ikut terseret turun meski karena faktor yang berbeda. Di sisi lain, XL Axiata (EXCL) hanya terkoreksi tipis 0,44%. Ada apa dengan sektor telekomunikasi?

Bukankah ini seharusnya industri yang tahan banting? Mengingat internet dan telekomunikasi adalah kebutuhan utama masyarakat modern, mengapa justru saham-saham ini berjatuhan?

Mengapa Saham TLKM dan ISAT Turun Drastis?

sebelum membahas kedua isu hangat ini, yuk kita simak dulu beberapa fakta berikut…

1. ISAT: Laba Naik, Tapi Investor Kecewa?

Secara kasat mata, ISAT seharusnya baik-baik saja. Laporan keuangan tahun 2024 mereka menunjukkan laba bersih naik 8,97% menjadi Rp4,91 triliun. Tapi mengapa justru sahamnya anjlok 13%?

πŸ” Dua alasan utama:

  1. Laba di bawah ekspektasi analis. Konsensus pasar memproyeksikan laba ISAT mencapai Rp5,19 triliun, namun realisasi hanya Rp4,91 triliun. Harapan lebih tinggi inilah yang akhirnya membuat investor kecewa.
  2. Penurunan laba signifikan di kuartal IV/2024. Laba turun 39% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meski pendapatan tetap tumbuh, biaya operasional yang meningkat drastis menekan profitabilitas.

Namun, ada sisi positifnya: manajemen ISAT mengumumkan payout ratio dividen naik hingga 70% dari laba bersih. Artinya, investor bisa berharap dividen Rp106 per saham dengan yield sekitar 5%.

Jadi, apakah ini peluang atau justru pertanda masalah yang lebih besar?

2. TLKM: Skandal, Kinerja Melemah, dan Investor Kecewa

Berbeda dengan ISAT, TLKM jatuh bukan karena laporan keuangan, tapi karena sentimen negatif akibat skandal.

πŸ” Faktor utama penurunan TLKM:

  • Komisaris TLKM, Isa Rachmatawarta, terseret kasus korupsi Jiwasraya. Meski kasus ini terjadi sebelum beliau menjabat di TLKM, sentimen negatif tetap memukul saham.
  • Laba TLKM diprediksi tertekan karena program pensiun dini.
  • Pertumbuhan bisnis masih lemah. TLKM terlalu bergantung pada Telkomsel (60% pendapatan), sementara lini bisnis digitalnya belum memberikan dampak signifikan.

Data menunjukkan bahwa saham TLKM turun 32% sepanjang 2024, jauh lebih buruk dibandingkan ISAT yang hanya turun 5,8%, dan EXCL yang justru naik 12,5%.

Jika TLKM ingin bangkit, maka mereka harus segera mengoptimalkan anak usaha dan mencari sumber pendapatan di luar bisnis seluler.

Apakah Ini Saat yang Tepat untuk Investasi?

Sekarang pertanyaannya: Apakah ini waktu yang tepat untuk membeli saham TLKM dan ISAT?

πŸ”₯ Argumentasi “BUY” (Beli Saham Sekarang) πŸ”₯
βœ… Valuasi diskon. Setelah anjlok, harga saham TLKM dan ISAT menjadi lebih menarik bagi investor yang berpikir jangka panjang.
βœ… Potensi dividen ISAT. Dengan payout ratio 70%, investor bisa menikmati yield 5% yang cukup menarik.
βœ… TLKM bisa bangkit jika berhasil memperbaiki kinerja bisnis non-selulernya.

⚠️ Argumentasi “WAIT AND SEE” (Tunggu Dulu) ⚠️
❌ TLKM masih dalam fase ketidakpastian. Bisnis digitalnya belum berkembang sesuai harapan.
❌ ISAT punya tantangan di profitabilitas. Jika biaya operasional terus meningkat, laba bisa makin tergerus.
❌ EXCL mungkin pilihan lebih baik? Meski tidak semurah TLKM, EXCL lebih stabil dan punya rencana merger dengan FREN.

Investor harus mempertimbangkan risiko vs peluang. Jika percaya bahwa TLKM dan ISAT bisa bangkit, maka ini adalah peluang emas. Namun, jika masih ragu, EXCL mungkin opsi yang lebih aman.

Strategi Investasi di Sektor Telekomunikasi

πŸ’‘ Bagi yang ingin mengambil risiko:

  • Mulai cicil beli TLKM di harga murah, tapi tetap siapkan dana cadangan jika harganya turun lagi.
  • ISAT bisa jadi pilihan untuk dividen, tapi tetap perhatikan laporan keuangan ke depan.

πŸ’‘ Bagi yang masih ragu:

  • Tunggu laporan keuangan TLKM dan perkembangan bisnis digitalnya.
  • Pantau merger EXCL dan FREN, karena ini bisa menjadi faktor positif untuk industri telekomunikasi.

Kesimpulan

Apakah Sektor Telekomunikasi Bangkit atau Masih Terpuruk?

Penurunan saham TLKM dan ISAT memang mengejutkan, tetapi bukan berarti industri telekomunikasi tidak punya harapan.

πŸ’¬ Opini saya:

TLKM dan ISAT berada di persimpangan jalan. Jika TLKM mampu meningkatkan pendapatan non-seluler, sahamnya bisa bangkit. Sementara ISAT harus lebih disiplin dalam mengelola biaya operasional agar profitabilitasnya tetap terjaga.

Namun, jika ingin bermain aman, EXCL mungkin menjadi pilihan terbaik saat ini.

Jadi, menurut Anda, apakah ini saat yang tepat untuk investasi di sektor telekomunikasi, atau justru harus menunggu momen yang lebih baik?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *