7 Faktor Kebangkitan IHSG di Tahun 2025, Pelajari Detail Supaya Bisa Atur Strategi Investasi

stock market, trading, stocks

Tahun 2024 memang sudah kita lewati secara baik, banyak capaian positif yang kita raih entah dalam hidup, karir hingga keuangan (investasi). Tahun 2025 juga sudah berlalu 2 pekan, banyak harapan yang kita gantungkan terutama hal-hal yang belum terealisasi di tahun 2024 lalu.

Di awal tahun 2025, sempat ada secercah harapan ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan penguatan. Namun, harapan itu seakan sirna saat IHSG terus tertekan.

Apa yang sebenarnya menghambat pemulihan pasar saham ini? Mari kita telusuri penyebabnya dan peluang yang mungkin ada di depan.

Dasar Saham adalah Bisnis Perusahaan dan Ekonomi Makro

stock market, trading, stocks

Saham pada dasarnya adalah representasi dari bisnis perusahaan. Kinerja bisnis ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan makroekonomi suatu negara, serta faktor sektoral dan manajerial dari masing-masing emiten. Dalam konteks ini, investor asing menjadi pendorong utama yang dapat menghidupkan kembali gairah pasar saham. Namun, ketidakpastian makroekonomi yang tinggi membuat mereka cenderung bersikap wait and see, terutama di negara-negara pasar berkembang seperti Indonesia.

Dalam tiga bulan terakhir, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp31,56 triliun. Namun, perlu dicatat bahwa net sell ini tidak berarti semua investor asing meninggalkan Indonesia. Ini hanya menunjukkan bahwa aksi jual lebih mendominasi dibandingkan aksi beli.

Kapan IHSG Akan Pulih? Menanti Ketidakpastian yang Terjawab

person holding pencil near laptop computer

Mari kita lihat beberapa sentimen makroekonomi yang memengaruhi pasar saham Indonesia:

  1. Skenario Positif: Jika ekonomi China menunjukkan tanda-tanda pemulihan di paruh kedua 2025, hal ini dapat berdampak positif pada harga komoditas. Peningkatan harga komoditas akan berkontribusi pada penerimaan negara dari sektor non-pajak. Ditambah lagi, jika Bank Indonesia menurunkan suku bunga, likuiditas pasar akan meningkat. Namun, risiko gejolak pasar tetap ada, terutama jika China melakukan devaluasi yuan. Jika skenario ini terwujud, paruh kedua 2025 bisa menjadi titik balik menuju pasar bullish di 2026.
  1. Skenario Negatif: Sebaliknya, jika ekonomi China tidak kunjung pulih, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tertekan di bawah 5 persen. Hal ini berpotensi memperlebar defisit anggaran, terutama jika harga komoditas terus melandai. Dalam skenario ini, 2025 mungkin bukan tahun yang baik untuk pasar saham.

Faktor-Faktor Ekonomi Makro yang Perlu Diperhatikan

MacBook Air beside gold-colored study lamp and spiral books

  • Defisit APBN: Dalam konferensi pers APBN Kita pada 6 Januari 2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa defisit APBN melebar menjadi 2,29 persen dari PDB, meningkat dari 1,61 persen pada 2023. Meskipun lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya, kenaikan ini tetap menjadi sentimen negatif bagi pasar saham, terutama bagi empat bank besar yang menguasai 50 persen pangsa pasar kredit di Indonesia.
  • Inflasi yang Rendah: Inflasi Indonesia tercatat hanya 1,57 persen sepanjang 2024, terendah dalam sejarah. Namun, inflasi yang rendah bisa menjadi sinyal menurunnya daya beli masyarakat. Bank Indonesia perlu mempertimbangkan penurunan suku bunga untuk menstabilkan kondisi ini. Jika BI memangkas suku bunga, ini bisa menjadi angin segar bagi pasar saham, terutama sektor perbankan.
  • Pertumbuhan Ekonomi: Data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan dirilis pada 5 Februari 2025 sangat dinantikan. Jika pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,2 persen, ini akan menjadi sinyal positif bagi pasar saham, terutama menjelang musim pembagian dividen.

Sentimen Global yang Mempengaruhi Pasar

world, growth, statistics

Selain faktor domestik, ada beberapa sentimen global yang juga berpengaruh:

  • Kebijakan Suku Bunga The Fed: Penurunan suku bunga oleh The Fed di 2025 akan menjadi perhatian. Jika penurunan suku bunga lebih sedikit dari yang diperkirakan, ini bisa memperlambat penurunan suku bunga di Indonesia.
  • Kebijakan Donald Trump: Kebijakan pemerintahan Trump, terutama terkait perang dagang dengan China, juga menjadi perhatian. Jika kebijakan ini berdampak negatif pada ekonomi China, maka akan berimbas pada permintaan komoditas global, termasuk Indonesia.
  • Pemulihan Ekonomi China: Stimulus yang diberikan China di 2024 diharapkan dapat memperbaiki pertumbuhan ekonominya di 2025. Namun, jika data ekonomi menunjukkan pertumbuhan yang lambat, ini bisa menjadi tantangan bagi pasar global.
  • Kondisi Ekonomi Brasil: Gejolak ekonomi di Brasil, termasuk defisit anggaran yang parah, dapat mempengaruhi negara-negara pasar berkembang lainnya, termasuk Indonesia. Jika Brasil mengalami kesulitan, arus modal keluar dari negara-negara emerging market bisa meningkat, menekan nilai tukar dan inflasi.

Konklusi

economic, coin, business
Pertanyaannya, gimana Strategi strtegi yang tepat untuk menghadapi ketidakpastian pasar? Menurut saya jawabannya ada pada pilihan saham yang ada pada porto kita, jika Anda sudah mengejakan PR seorang investor yaitu analisis yang komprehenship, maka seharusnya Anda bersikap santai.
Belum lagi jika kamu menggunakan dana dingin, jadi meskipun sedang floating loss kamu masih bisa makan enak, tidur enak dan juga bekerja secara santai dan gak stres tentunya.
Jadi, tetap santai dan tetap belajar ya gaes…
Dengan risiko ketidakpastian yang tinggi, berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
  1. Investasi Jangka Panjang: Jika Anda memiliki modal yang dapat diinvestasikan untuk jangka waktu 1-3 tahun, pertimbangkan untuk membeli saham-saham blue chip dengan fundamental yang kuat dan harga yang terjangkau.
  1. Diversifikasi Portofolio: Bagi porsi investasi Anda antara investasi jangka panjang dan trading. Disarankan untuk memiliki 70 persen untuk investasi dan 30 persen untuk trading. Pastikan untuk menetapkan titik take profit dan stop loss saat trading.
  1. Dollar Cost Averaging: Jika Anda belum memiliki modal, pertimbangkan untuk membeli saham-saham dengan fundamental baik secara bertahap setiap bulan.

Pasar saham tidak akan selamanya tertekan. Namun dibalik badai yang terjadi akan selalu pelangi, yakinlah itu teman-teman. Dengan mempersiapkan rencana yang matang dan mengikuti perkembangan ekonomi makro, Anda dapat menghadapi kondisi pasar saat ini dengan lebih percaya diri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *